اَلْحَمْدُ
ِللهِ، اَلْحَمْدُ
ِللهِ الدَّائِمِ
الْعَالِمِ الْقَدِيْمِ،
الْقَوِيِّ الْغَنِيِّ
الْحَكِيْمِ. أَشْهَدُ
أَنْ لا إِلهَ
إلا اللهُ وَحْدَهُ
لاشَرِيْكَ لَهُ
الْمَلِكُ الأَعْلَى
الْعَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
الرَّؤُوْفُ بِأُمَّتِهِ
الرَّحِيْمِ. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
ذَوِى الإِسْتِقَامَةِ
وَالتَّقْوِيْمِ.
{أَمَّا
بَعْدُ}فَيَا أَيُّهَا
النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِى بِتَقْوَى
اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
معاشر المسلمين
المعتكِفين رحمكم
الله
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah
SWT. dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,
sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pada kesempatan ini, kami ingin berbicara tentang “Potensi Pemuda dan
Tanggung Jawabnya dalam Kehidupan.” Sengaja kami bawa tema ini mengingat betapa
pentingnya peranan pemuda dalam mengisi kehidupan masyarakat.
Kaum
Muslimin yang berbahagia!
Masa muda merupakan rangkaian hidup manuisa yang nantinya akan
berkembang menjadi dewasa dan akan berlanjut menjadi masa tua. Dan ternyata
proses perkembangan hidup manusia tidaklah berlangsung mulus saja. Tidak semua
orang dapat meniti jembatan hidupnya dengan baik dan mulus, tetapi ada masa
sukar, penuh dengan badai dan topan, penuh keguncangan, kebimbangan dan
kekecewaan. Dan masa-masa seperti itu menurut pengalaman dan penyelidikan
adalah masa muda.
Memang pada masa itu manusia dihadapkan pada tantangan yang banyak
sekali, baik dari dirinya sendiri atau dari luar dirinya, sehingga dengan
demikian banyak sekali pemuda kita yang tidak sanggup menghadapi kenyataan
hidup yang dialaminya, akhirnya mereka menjadi pemuda yang kehilangan harapan
masa depan, menjadi pemuda yang loyo, pemuda yang nganggur, pemuda yang
frustasi, dan lain sebagainya.
Idialisme kepemudaan lari dari
jiwanya, harapan untuk meraih prestasi dimasa depan lenyap dari pandangannya,
tiada semangat dan usaha untuk mengubah nasibnya, karena beranggapan bahwa
jalan menuju kebahagiaan tertutup dengan dinding besi yang tidak mungkin dapat
dirobohkan lagi.
Dilain fihak para pemuda kita
terperosok kedalam jurang kesesatan, menjadi korban minuman keras, pergaulan
bebas, menghisap ganja, morfin, merampok, dan lain sebagainya, sehingga mereka
sama sekali tidak dapat diharapkan menjadi tiang-tiang bangsa dan negara yang
kokoh, yang akan mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi negara dan
bangsa. Bahkan kehadiran mereka kedalam kancah kehidupan hanya menimbulkan
ketimpangan sosial dan kekacauan hidup bermasyarakat.
Kaum
Muslimin sidang jum’at yang berbahagia!
Oleh karena itu pemuda sangat membutuhkan adanya bimbingan dan
pengarahan yang serius dari orang tua, para pendidik, alim ulama, dan pemimpin
masayarakat. Bimbingan tersebut berupa ajaran agama yang ditanamkan dalam jiwa
mereka secara terus menerus, sebab agama merupakan pelita yang menerangi
kehidupan. Agama dapat mengatasi beban penderitaan yang dihadapi manusia. Agama
melarang manusia untuk melakukan hal-hal yang negatif, yang merugikan, baik
bagi dirinya sendiri atau orang lain. Sifat-sifat rendah seperti putus asa,
bunuh diri, pengecut, membabi buta, merupakan moral-moral kerdil yang
bertentangan dengan norma-norma agama.
Maka dengan sendirinya pemuda yang ditatar dengan ajaran agama sejak
dini akan sanggup dan tangguh menghadapi pergolakan hidup yang beraneka ragam
bentuknya. Mereka tidak mudah terbawa arus kenyataan hidup yang dihadapinya.
Segala persoalan hidup dapat diatasi dengan kesabaran jiwa dan kedewasaan
berfikir yang didasari iman yang kuat kepada Allah. Begitu pula pemuda yang
ditatar dengan agama tidak mudah terpengaruh kepada kebudayaan luar yang
merusak citra kepemudaannya, mereka tetap berjuang melawan hawa nafsu dan setan
yang akan menjerumuskan kedalam kesesatan.
Kaum
Muslimin yang berbahagia!
Kita sebagai kawula muda hendaknya menyadari bahwa masa muda bukanlah
kesempatan untuk berleha-leha, menggunakan kesempatan untuk melakukan perbuatan
maksiat, atau menganggur, tetapi masa muda hendaknya diisi dengan cita-cita
(idialisme) serta semangat yang berkobar untuk meraih prestasi yang baik dimasa
mendatang. Maka dari itu pemuda harus berhati baja dalam meniti ujian hidup.
Pemuda harus memiliki harapan besar untuk hari esok. Pemuda tidak boleh putus
asa dalam menghadapi kesulitan, pemuda harus mampu dan tangguh menghadapi
pengaruh-pengaruh yang dilancarkan oleh setan yang bertujuan merobek-robek
kehormatan kaum muda atau merusak kepribadiannya. Sebab Rasulullah saw,
bersabda:
لايَكُنْ
أَحَدُكُمْ إِمَّعَةً
يَقُوْلُ أَنَا
مَعَ النَّاسِ
إِنْ أَحْسَنَ
النَّاسُ أَحْسَنْتُ
وَإِنْ أَسَاؤُوْا
أَسَأْتُ وَلكِنْ
وَطِّنُوْا أَنْفُسَكُمْ
إِنْ أَحْسَنَ
النَّاسُ أَنْ
تُحْسِنُوْا وَإِنْ
أَسَاؤُوْا أَنْ
تَجْتَنِبُوْا
إِسَاءَتَهُمْ
Artinya: Janganlah kalian menjadi
bunglon (tidak punya pendirian) yang mengatakan aku bersama manusia, jika
manusia berbuat baik akupun berbuat baik. Jika tidak akupun tidak. Tetapi
latihlah diri kalian untuk berlaku baik bersama orang banyak yang melakukan
kebaikan. Jauhilah kejahatan, jika hal itu sampai menjadi kebiasaan orang
banyak.
معاشر المسلمين
المعتكِفين رحمكم
الله
Jika para ulama dan pejuang-pejuang islam dimasa lampau sudah berjuang
dengan sekuat tenaga dan kemampuan yang ada untuk mempertahankan kebenaran dan
menumbangkan kebathilan, maka perjuangan dan jasa-jasa beliau yang agung itu
bukanlah sekedar kenangan hampa, tapi merupakan mata rantai sejarah yang
dilanjutkan oleh generasi masa kini dan masa mendatang. Karena generasi mudalah
tumpuhan harapan dan cita-cita masyarakat yang diharapkan dapat mengisi
kehidupan mereka dengan kedamaian dan kebahagiaan.
Karena itu kita sebagai generasi muda harus sadar dan waspada terhadap
agama, diri dan masa depan bangsa. Tidak menjadi generasi muda yang suka
membusungkan dada, melongok jasa kebesaran orang tua dan nenek moyang dimasa
lampau. Tetapi generasi muda harus mampu menentukan sikap sendiri untuk
mencontoh perjuangan Nabi, para ulama para pejuang agama dan bangsa, bagaimana
mereka dapat berhasil menaburkan bibit keimanan dan akhlaq yang mulia di
tengah-tengah masyarakat.
Imam Mushthofa Ghulaiyin dalam kitabnya ‘Iddatun Nasyi’in memanggil
generasi muda agar giat beramal dan berjuang, karena baik dan tidaknya keadaan
bangsa dimasa mendatang bergantung pada keadaan generasi muda dimasa kini.
إِنَّ
فِى يَدِكُمْ أَمْرَ
الأُمَّةِ وَفِى
إِقْدَامِكُمْ
حَيَاتَهَا فَأَقْدِمُوْا
إِقْدَامَ الأَسَدِ
الْبَاسِلِ وَانْهَضُوْا
نُهُوْضَ الرَّوَايَا
تَحْتَ ذَاتِ الصَّلاصِلِ
تَحْيَ بِكُمُ
الأُمَّةُ
Artinya: Dalam tanganmulah wahai generasi muda urusan
seluruh bangsa, dalam keberanianmu untuk melangkah kedepan, itulah letak
kehidupan umat dan tanah air, oleh karenanya maka majulah kamu sejak sekarang
ini bagaikan majunya seekor harimau yang gagah berani, yang tidak akan mundur
setapakpun, bangkitlah bagaikan bangkitnya suatu kafilah yang berangkat menuju
ke tempat perjuangan dengan penuh tanggung jawab dan amanat seluruh bangsa.
Bersungguh sungguhlah dalam menegakkan kebenaran untuk mencapai kamajuan.
Dengan usaha dan hasil karyamu, bangsa akan hidup dangan penuh kebahagiaan.
Pesan Imam
Mushthofa Ghulaiyin tersebut perlu kita pegang teguh, agar kita benar-benar
merupakan tiang bangsa yang kokoh, kreatif, dinamis, dan potensial.
Kaum
Muslimin sidang jum’at yang berbahagia!
Kiranya sampai disini yang dapat kami sampaikan, semoga
membawa guna dan manfaat bagi kita bersama.
{أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ. وَلا
تَهِنُوْا فِى
ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ،
إِنْ تَكُوْنُوْا
تَأْلَمُوْنَ
فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُوْنَ
كَمَا تَأْلَمُوْنَ،
وَتَرْجُوْنَ
مِنَ اللهِ مَا
لا يَرْجُوْنَ،
وَكَانَ اللهُ
عَلِيْمًا حَكِيْمًا}.
بَارَكَ اللهُ
لِى وَلَكُمْ فِى
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ
بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ،
إِنَّهُ تَعَالَى
جَوَّادٌ كَرِيْمٌ،
مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ.
الخطبة
الثانية
اَلْحَمْدُ
ِللهِ، اَلْحَمْدُ
ِللهِ عَلَى إِحْسَانِهِ،
وَالشُّكْرُ لَهُ
عَلَى تَوْفِيْقِهِ
وَامْتِنَانِهِ.
أَشْهَدُ أَنْ
لا إِلهَ إلا اللهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ
لَهُ تَعْظِيْمًا
لِشَأْنِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
الْهَادِىْ إِلَى
رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَأَعْوَانِهِ.
{أَمَّا
بَعْدُ}
فَيَا
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ،
إِتَّقُوا اللهَ،
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى
فِيْهِ بِمَلائِكَتِهِ
الْمُسَبِّحَةِ
بِقُدْسِهِ، وَثَلَّثَ
بِكُمْ أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُوْنَ
مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ،
فَقَالَ جَلَّ
مِنْ قَائِلٍ عَلِيْمًا
{إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا}.
اَللّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ.
اَللّهُمَّ نَوِّرْ
عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ
قُبُوْرَهُمْ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ
لِلأَحْيَاءِ
وَيَسِّرْ لَهُمْ
أُمُوْرَهُمْ.
اَللّهُمَّ تُبْ
عَلَى التَّائِبِينَ،
وَاغْفِرْ ذُنُوْبَ
الْمُذْنِبِينَ،
وَاقْضِ الدَّيْنَ
عَنِ الْمَدِيْنِينَ،
وَاشْفِ مَرْضَى
الْمُسْلِمِينَ،
فِى بَرِّكَ وَبَحْرِكَ
أَجْمَعِينَ. اَللّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا
الْغَلا وَالْوَبَى
وَالرِّبَا وَالزِّنَى
وَالزَّلازِلَ
وَالْمِحَنَ،
وَسُوْءَ الْفِتَنِ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ،
عَنْ بَلَدِنَا
هذَا خَاصَّةً،
وَعَنْ سَائِرِ
بَلادِ الْمُسْلِمِينَ
عَامَّة،ً يَا
رَبَّ الْعَالَمِينَ،رَبَّنَا آتِنَا
فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً، وَفِى
الآخِرَةِ حَسَنَةً،
وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
. عِبَادَ
اللهِ، {إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ واَلإِحْسَانِ،
وَإِيْتَاءِ ذِى
الْقُرْبَى، وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ،
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ.
وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ
اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ،
وَلا تَنْقُضُوا
الأَيْمَانَ بَعْدَ
تَوْكِيْدِهَا،
وَقَدْ جَعَلْتُمُ
اللهَ عَلَيْكُمْ
كَفِيلا، إِنَّ
اللهَ يَعْلَمُ
مَا تَفْعَلُوْ
SHARE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar