Sabtu, 14 Desember 2013

Makalah "Study Quran" Makkiyah dan Madaniyah

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap penyelidikan surat-surat  Al Quran. Mereka meneliti Al Quran ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Perhatian terhadap ilmu Al Quran menjadi bagian terpenting para sahabat dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makki, dan sebagainya. Pada intinya persoalan ini telah menjadi perhatian urgen pada masa sahabat[1]. Bahkan salah satu tokoh Mufassir pada masa sahabat, misalnya Ibn Abbas pernah menyatakan, “Demi Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak diturunkannya satu ayat pun dari kitab Al Quran, kecuali saya mengetahuinya. Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada seseorang yang lebih tahu daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan oleh Onta, niscaya saya akan mengunjunginya”. Pernyataan Ibn Abbas ini, bukan suatu ungkapan kesombongan tetapi merupakan pernyataan betapa besar perhatian Ibn Abbas terhadap Ilmu-ilmu Al Quran.

B.Rumusan Masalah

a)Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyah?
b)Apa karakteristik dari Makkiyah dan Madaniyah?
c)Apa perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah?
d)Apa faedah mempelajari tentang Makkiyah dan Madaniyah?

C.Tujuan Pembahasan

a) Mengetahui Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
b) Mengetahui karakteristik masing-masing dari Makkiyah dan Madaniyah
c) Mengetahui perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah
d) Mengetahui faedah dari mempelajari Makkiyah dan Madaniyah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Makkiyah dan Madaniyah

Ada beberapa definisi tentang Makkiyah dan Madaniyah yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Makkiyah atau Madaniyah sebuah surat atau ayat.
Adapun kriteria tersebut diantaranya:

a.Berdasarkan tempat turunnya
“ Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun sesudah hijrah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.
Berdasarkan rumusan di atas, Makkiyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di wilayah Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di Madinah. Adapun kelemahan pada rumusan ini karena tidak semua ayat Al Quran dimasukkan dalam kelompok Makkiyah atau Madaniyah. Alasannya ada beberapa ayat Al Quran yang dinuzulkan jauh di luar Mekkah dan Madinah. Bahkan, ada sebagian ulama’ yang mendasarkan penentuan Makkiyah atau madaniyah sebuah surat atau ayat berdasarkan masal nuzul surat atau ayat.[3]
Ada juga yang berpendapat bahwa surah Makkiyah adalah yang turun di Mekah dan sekitarnya, seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan surah Madaniyah ialah yang turun di Madani dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sili’.

b.Berdasarkan waktu turunnya
“ Makkiyyah ialah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya di luar Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun turunnya di Mekkah”.
Dibanding dua rumusan sebelumnya, tampaknya rumusan ini lebih populer karena di anggap tuntas dan memenuhi unsur penyusunan ta’rif (definisi).

c.Berdasarkan obyek atau sasarannya
“Makkiyah ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madinah”
Berdasarkan rumusan di atas, para ulama menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang dimulai dengan redaksi يا أيها الناس (wahai sekalian manusia) dikategorikan Makkiyah, karena pada masa itu penduduk Mekkah pada umumnya masih kufur. Sedangkan ayat atau surat yang dimulai dengan يا أيها الذين أمنوا  (wahai orang-orang yang beriman) dikategorikan Madaniyah, karena penduduk Madinah pada waktu itu telah tumbuh benih-benih iman di dada mereka. Namun, pada kenyataannya tidak semua ayat Al Quran didahului oleh kata-kata tersebut. Misalnya surat Al-Baqarah ayat 2 termasuk kategori Madaniyah, padahal di dalamnya ada salah satu, yaitu ayat 21 dan 168 yang dimulai dengan lafadz  يا أيها الناس

d.Berdasarkan bahan pembicaraannya

Makkiyah adalah ayat atau surat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu. Sedang ayat atau surat Madaniyah berisi tentang hukum hudud, faraid, dan sebagainya.[5]

Kriteria ini didasarkan pada riwayat Hisyam dari ayahnya,al-Hakim[6]

“semua surat yang memuat aturan-aturan,ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk surat Madaniyah, dan semua surat yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia termasuk kategori Makkiyah”

Kelebihan teori ini adalah kriterianya jelas, sehingga mudah difahami dari segi pembicaraannya. Sedang kelemahan teori ini adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara Makkiyah dan Madaniyah yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi kandungan di dalam ayat atau surat Al Quran.

B. Karakteristik Makkiyah dan Madaniyah
Para ulama telah menetapkan karakteristik Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut :

-Karakteristik Makkiyah

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki Makkiyah di antaranya :

1.Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata كلا Kata ini dipergunakan untuk memberi peringatan yang tegas dan keras kepada orang-orang Mekkah yang keras kepala.
2.Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat sajdah termasuk Makkiyah.
3.Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu termasuk Makkiyah, kecuali surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran yang keduanya termasuk Madaniyah. Adapun surat al-Ra’d yang masih diperselisihkan.
4.Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah Nabi Adam dan Iblis termasuk Makkiyah, kecuali surat Al-Baqarah yang tergolong Madaniyah.
5.Setiap surat yang dimulai dengan huruf abjad, alphabet (tahjjiy) ditetapkan sebagai Makkiyah, kecuali Al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Huruf tahjjiy yang dimaksud di antaranya ك ي ه ص ع, ط ه س ي, ح م, dll
6.Mengandung seruan (nida’) untuk beriman kepada Allah dan hari kiamat dan apa-apa yang terjadi di akhirat. Di samping itu, ayat-ayat Makkiyah ini menyeru untuk beriman kepada para rasul dan para malaikat serta menggunakan argumen-argumen akal, kealaman dan jiwa.
7.Membantah argumen-argumen kaum Musyrikin dan menjelaskan kekeliruan mereka terhadap berhala-berhala mereka.
8.Mengandung seruan untuk berakhlak mulia dan berjalan di atas syariat yang haq tanpa terbius oleh perubahan situasi dan kondisi, terutama hal-hal yang berhubungan dengan memelihara agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan.
9.Terdapat banyak redaksi sumpah dan ayatnya pendek-pendek.


- Karakteristik Madaniyyah
Seperti halnya dalam Makkiyah, Madaniyah pun mempunyai karakteristik :

1.Setiap surat yang berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak perdata dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata serta kemasyarakatan dan kenegaraan, termasuk Madaniyah.
2.Setiap surat yang mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian, termasuk Madaniyah.
3.Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik termasuk Madaniyah, kecuali surat Al-Ankabut yang di nuzulkan di Makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk Madaniyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang munafik.
4.Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan muamalah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli, riba, dan lain-lain.
5.Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan hukum-hukum agama.

- Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah

1.Perbedaan dari segi konteks kalimat
- Sebagian besar surat Makkiyah mempunyai cara penyampaian yang keras dalam konteks pembicaraan karena ditujukan kepada orang-orang yang mayoritas adalah pembangkang lagi sombong dan hal tersebut sangat pantas bagi mereka. Bacalah surat Al-Muddatstsir dan Al-Qamar. Sedangkan sebagian besar surat Madaniyah mempunyai penyampaian lembut dalam konteks pembicaraan karena ditujukan kepada orang-orang yang mayoritas menerima dakwah. Bacalah surat Al-Ma’idah
- Sebagian besar surat Makkiyah pendek dan di dalamnya banyak terjadi perdebatan (antara para Rasul dengan kaumnya), karena kebanyakan ditujukan kepada orang-orang yang memusuhi dan menentang, sehingga konteks kalimat yang digunakan disesuaikan dengan keadaan mereka.[7]Adapun surat Madaniyah kebanyakan panjang dan berisi tentang hukum-hukum tanpa ada perdebatan karena keadaan mereka yang menerima. Baca ayat dain (ayat tentang hutang) pada surat Al-Baqarah (ayat 282).
- Surat Makkiyah berisikan penetapan tauhid dan aqidah yang benar karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari hal itu. Sedangkan surat Madaniyah berisikan perincian masalah ibadah dan muamalah, karena obyek yang didakwahi sudah memiliki tauhid dan aqidah yang benar

2.Perbedaan dari segi tema
- Sebagian besar surat Makkiyah bertemakan pengokohan tauhid dan aqidah yang benar, khususnya berkaitan dengan tauhid uluhiyah dan penetapan iman kepada Hari Kebangkitan karena kebanyakan yang diajak bicara mengingkari hal itu. Sedangkan sebagian besar ayat Madaniyah berisi perincian ibadah-ibadah dan mu’amalah karena keadaan manusia waktu itu jiwanya telah kokoh dengan tauhid dan aqidah yang benar, sehingga membutuhkan perincian tentang berbagai ibadah dan mu’amalah.
- Dalam ayat Madaniyah banyak disebutkan tentang jihad, hukum-hukumnya dan keadaan orang-orang munafiq karena keadaan yang menuntut demikian dimana pada masa tersebut telah disyari’atkan jihad dan mulai bermunculan orang-orang munafiq. Berbeda dengan isi ayat Makkiyah.

C. Faedah Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

Mengetahui surat Madaniyah dan Makkiyah merupakan salah satu bidang ilmu Al Quran yang penting karena di dalamnya terdapat beberapa manfaat:

- Bukti ketinggian bahasa Al Quran.

Di dalam Al Quran Allah ‘Azza wa Jalla mengajak bicara setiap kaum sesuai keadaan mereka baik dengan penyampaian yang keras maupun lembut.
- Tampaknya hikmah pembuatan syari’at agama Islam.

Hal tersebut sangat nyata dimana Al Quran turun secara berangsur-angsur dan bertahap sesuai keadaan umat pada masa itu dan kesiapan mereka di dalam menerima dan melaksanakan syari’at yang diturunkan.
- Pendidikan terhadap para da’i di jalan Allah ‘Azza wa Jalla dan pengarahan bagi mereka agar mengikuti metode Al Quran dalam tata cara penyampaian dan pemilihan tema yakni memulai dari perkara yang paling penting serta menggunakan kekerasan dan kelembutan sesuai tempatnya.

- Pembeda antara nasikh (hukum yang menghapus) dengan mansukh (hukum yang dihapus).

Seandainya terdapat dua ayat yaitu Madaniyah dan Makkiyah yang keduanya memenuhi syarat -syarat naskh (penghapusan) maka ayat Madaniyah tersebut menjadi nasikh bagi ayat Makkiyah karena ayat Madaniyah datang belakangan setelah ayat Makkiyah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Dalam memaknai Makkiyah dan Madaniyah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama’. Hal ini terjadi karena berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Makkiyah atau Madaniyah sebuah surat atau ayat. Namun, meskipun terjadi perbedaan dalam memberi makna Makkiyah dan Madaniyah para ulama’ mampu memberikan kekhususan-kekhususan yang menjadi ciri ayat Makkiyah dan Madaniyah untuk membedakan keduanya.
2.Karakteristik yang paling menonjol ialah surat atau ayat Makkiyah pendek-pendek dan kebanyakan berisi tentang kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu. Sedangkan ayat atau surat Madaniyah panjang-panjang dan kebanyakan berisi tentang hokum-hukum agama termasuk hukum amaliyyah seperti hukum tentang ibadah, muamalah dan lain sebagainya.
3.Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah dapat dilihat dari beberapa segi. Yang pertama dari segi konteks kalimatnya:Makkiyah mempunyai cara penyampaian yang keras sedangkan Madaniyah mempunyai cara penyampaian yang lembut. Yang kedua:dari segi tema:sebagian besar Makkiyah bertemakan pengokohan tauhid dan aqidah yang benar, terutama tauhid uluhiyyah. Sedangkan Madaniyah bertemakan tentang hokum-hukum muamalah karena keadaan manusia pada waktu itu jiwanya telah kokoh oleh tauhid dan aqidah yang benar.
4.Ada beberapa faedah atau manfaat dari mempelajari tentang Makkiyah dan Madaniyah, di antaranya yaitu mengetahui bukti ketinggian bahsa yang digunakan dalam Al Quran, menegtahui hikmah dari pembuatan syari’at agama Islam, menjadi pelajaran bagi para da’i yang berjuang di jalan Allah serta mengetahui antara nasikh dan mansukh.


B.Daftar Referensi

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:D8Rtq702qeIJ:yoankharisma.files.wordpress.com/2010/12/makalah-makki-dan-madani.doc+&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id selasa,20 November, 2013 13.00 WIB

http://azwarsuaib.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-ciri-ciri-ayat-Makkiyah.html selasa,20 November, 2013 13.35 WIB

Buku Studi Al Qur’an,2011,Makkiyah dan Madaniyah,Surabaya,IAIN Sunan Ampel Press

http://justucup.blogspot.com/2010/08/bab-i-pendahuluan-i.html&q=perbedaan+Makkiyah+dan+madaniyah&sa=x&ei=e1SUUqnFGYmQrQfE_4DYDA&ved=0CCAQFJAA selasa,20 November, 2013 14.45 WIB

Chalik, Chaerudji Abd. 2007. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. Diadit Media

Syaifullah. 2004. ‘Ulumul Qur’an. Ponorogo. Prodial Pratama Sejati Press.

Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an

[1](Al-Qathathan, 1996:72).

[2]Muhammad Abd al Azhi al Zarqaniy, Manahil al ‘Irfan fii ‘Ulum Al Quran, jilid ke-1 (Beirut: Dar al-Fikr,1998),hlm.193. Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, al-Madhal li Dirasah A-Qur’an Al-Karim (Cet. ke-1; Kairo : Dar al-Sunnah,1992), hlm.199. Muhammad Ali As-Sayyis, Tarikh al Fiqh al-Islamiy (Cet. ke-1; Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,1990), hlm.28. Bandingkan dengan redaksi yang dikemukakan al-Zarkasyi dalam al-Burhan fii Ulum Al Quran jilid 1 ke-1 (Cet. ke-1; Beirut : Dar al- Fikr,1998), hlm.239.

[3]Dalam hal itu, ada ulama yang memberikan rumusan al-Makiy dan al-Madaniy di dasarkan pada 3 teori. Pertama, teori geografis (mulahazhah makan nuzulih), yaitu teori yang berorientasi kepada tempat nuzul ayat. Kedua, teori subjectif (mulahazhah mukhathabina fii nuzulih), teori yang berorientasi pada subyek siapa yang di seru dalam ayat itu. Ketiga, teori historis (mulahazhah zaman nuzulih) yaitu yang berorientasi pada sejarah waktu nuzul Al Quran. Jadi standar teori ini adalah waktu hijrah nabi.

[4]Al-Zarqaniy,ibid.,hlm.194. Ali al-Sayyis,ibid.al-Zarkasyi,ibid.

[5] Subhi Salih, Mabahith fi Ulum.,168. Abdul Djalal, Ulumul Qur’an.,86

[6] Az-Zarkasyi,al-Burhan fi Ulum., 1:241

[7] Az-Zarkasyi, op. cit, hlm.195                                                                                                                                

Author:

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

4 komentar:

 
Copyright ©2016 Mahrus Salim • All Rights Reserved.
Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger