Minggu, 16 November 2014

Makalah Pendekatan pendekatan Dalam pengembangan Kurikulum

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !

PENDEKATAN PENDEKATAN
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Makalah ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu:
Noer Rohmah, M.Ag




Penulis:
Mahrus Salim
Arif Syaifudin

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM STAINU MALANG
Jl. Raya Kepuharjo Karangploso Kabupaten Malang




KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan hidayah-Nya penulisan Maklah pendekatan pendekatan dalam pengembangan kurikulum ini dapat dirampungkan. Sholawat dansalam dihaturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw. Karena perjuangan beliau kita dapat menikmati addinul islam.
Penulisan makalah ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum di Fakultas Agama Islam prodi Menejemen Pendidikan Islam STAINU Malang. Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya di Indonesia melalui pengembangan kurikulum yang Efektif dan Efisien, sebagaimana tiga pendekatan yang kami ulas di dalam makalah ini.
Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada rekan rekan prodi Menejemen Pendidikan Islam di STAINU Malang karena dengan semangat Intelektualitas dan Kekeluargaan yang tinggi mereka telah banyak membantu penulisan makalah ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum, ibu Noer Rohmah, M.Ag yang telah memberikan tugas sekaligus saran dan kritik, demi kesempurnaan tugas makalah ini, kami ucapkan terimakasih.
Kami berharap Tugas makalah ini tidak berhenti sampai disini melainkan adanya penyempurnaan atau pengembangan untuk tugas berikutnya. Akhirnya, mudah mudahan Allah  Swt membalas amal baik tersebut dan merupakan amal jariah, amien.

Malang, 10 Nopember 2014

Penulis 






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………….…………………
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………...
ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang ……………………………………………………………..…………
1
1.2  Rumusan  Masalah ……………………………………………………….…………...
1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………........…....
1
BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian pengembangan kurikulum ……………………..…………………………...
2
2.2  Prinsip Prinsip Pengembangan kurikulum …………………………………………....
3
a.       Prinsip Umum ……………………………………………………………………..
3
b.      Prinsip Khusus …………………………………………………………………….
4
2.3  Pendekatan dalam pengembangan kurikulum ………………………………………...
5
a.    Pendekatan Subjek Akademis ……………………………………………………...
5
b.   Pendekatan Humanistik …………………………………………………………….
5
c.    Pendekatan Teknologis …………………………………………………...………..
6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………
8
DAFTAR PUSTAKA
9



 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan diwujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. dialah sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya. Maka pada makalah ini penulis akan membahas beberapa pendekatan yang digunakan dalam rangka mengembangkan kurikulum pendidikan Islam.

1.2  Rumusan masalah
a)      Apa pengertian pengembangan kurikulum
b)      Apa saja prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum
c)      Bagaimanakah pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
a)      Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum
b)      Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
c)      Mengetahui pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pengembangan kurikulum
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.[1]
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.[2]
 Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum pendidikan Islam tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walau dalam beberapa hal tertentu paradigma sebelumnya tetap dipertahankan hingga sekarang. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah: the planning of learning opportunities intended to bring about certain desired in pupils, and assessment of the extent to which these change have taken place.[3]
Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan tersebut telah terjadi pada setiap peserta didik.
Sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus yang tidak pernah berakhir. Proses kurikulum tersebut terdiri dari empat unsur yaitu:[4]
a.       Tujuan
Mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
b.      Metode dan material
Mengembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material institusi untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pertimbangan pengajar
c.     Penilaian (assesment)
 Menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan dalam hubungan dengan tujuan
d.      Balikan (feedback)
Umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh, yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2.2 Prinsip Prinsip Pengembangan kurikulum
Nana Syaodih S. membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi dua, yaitu prinsip umum dan khusus.
a)   Prinsip Umum[5]
Pengembangan kurikulum mempunyai lima prinsip umum yakni:
Pertama, relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya adalah tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Selain itu, kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam, yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum (antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian).
Kedua, fleksibilitas. Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum yang baik adalah yang berisi hal-hal solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, maupun kemampuan, dan latar belakang peserta didik.
Ketiga, kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar peserta didik hendaknya berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus ataupun berhenti-henti. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara serempak, sehingga harus selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pemegang kurikulum SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Keempat, praktis. Kurikulum hendaknya mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana, dan biaya murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
Kelima, efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus,sederhana,dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.

b)   Prinsip Khusus[6]
1.      Berkenaan dengan Tujuan pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
a.    Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, serta strategi pembangunan, termasuk di dalamnya pendidikan
b.   Survey mengenai persepsi orang tua atau masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara
c.    Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu yang dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan berbagai media massa
d.   Penelitian

2.      Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Yang perlu diperhatikan:
a.       Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajar
b.      Apakah metode memberikan kegiatan yang bervariasi
c.       Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif,psikomotor
d.      Apakah metode mengaktifkan peserta didik, guru, atau keduanya
e.       Apakah metode dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru
f.       Apakah metode menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah
g.      Untuk belajar keterampilan lebih ditekankan learning by doing disamping learning by seeing and knowing.

3.      Berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
Hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk memilih alat:
a.       Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan
b.      Pembuatan alat memperhatikan siapa pembuat, biaya, waktu pembuatan
c.       Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, modul, paket belajar, atau lainnya
d.      Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan belajar
e.       Hasil terbaik dengan menggunakan multimedia.

4.      Prinsip yang Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian
a.       Penyusunan alat penilaian (tes)
b.      Perencanaan suatu penilaian
c.       Pengolahan suatu hasil penilaian

2.3  Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum
Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu: pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi social, Namun disini kami akan menguraikan tiga pendekatan yakni pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistic, dan pendekatan teknologi.
a)      Pendekatan Subjek Akademis
Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Kurikulum disajikan dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di intregasikan.
Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing.
Para ahli akademis terus mencoba mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan  konsep dasar dan metode untuk mengamati, hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu.[7]
Prioritas pendekatan ini adalah mengutamakan sifat perencanaan program dan juga mengutamakan penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.[8]

b)      Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa atau peserta didik (student-centered) dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan emosional peserta didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar memberikan hasil yang maksimal.[9]
Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para pakar humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar. Semua itu merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasi (self actualizing person).[10]

Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:[11]
a.       Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik.
b.      Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu tapi kenyataannya terdapat keseragaman peserta didik.
c.       Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
d.      Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.

c)      Pendekatan Teknologis
Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas (job analysis) tersebut.[12]
Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem saja, atau juga dengan alat atau media. Selain itu, dapat juga dipadukan. Dalam konteks kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek, yakni hardware berupa alat benda keras seperti proyektor, TV, LCD, radio, dan sebagainya, dan software berupa teknik penyusunan kurikulum, baik secara mikro maupun makro. Teknologi yang telah diterapkan adakalanya berupa PPSI atau Prosedur Pengembangan Sitem Intruksional, pelajaran berprogram dan modul.
Pendekatan teknologis ini sudah tentu mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain: ia terbatas pada hal-hal yang bisa dirancang sebelumnya. Karena dari itu pendekatan teknologis tidak selamanya dapat digunakan dalam pembelajaran tertentu. Sebagai contoh pelajaran PAI, kalau kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam hanya sampai kepada penguasaan materi dan keterampilan menjalankan ajaran agama, mungkin bisa mengunakan pendekatan teknologis, sebab proses dan produknya bisa dirancang sebelumnya.[13]
Pesan-pesan pendidikan agama Islam tidak semua dapat didekati secara teknologis. Sebagai contoh: bagaimana membentuk kesadaran keimanan peserta didik terhadap lima Rukun Iman, Masalah kesadaran keimanan banyak mengandung masalah yang abstrak, yang tidak hanya dilihat dari perilaku riil atau konkritnya. kadang kala juga sulit untuk dicapai dan dipantau oleh guru, karena pembentukan keimanan, kesadaran pengamalan ajaran Islam dan berakhlak Islam, sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan agama Islam, memerlukan proses yang relatif lama, yang sulit dipantau hasil belajarnya jika hanya mengandalkan pada kegiatan belajar-mengajar di kelas dengan pendekatan teknologis. Kerena itu perlu menggunakan pendekatan lain yang bersifat non-teknologis.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dunia pendidikan diindonesia sudah berkali-kali mengalami perubahan kurikulum. Setidaknya sudah tujuh kali perubahan kurikulum tercatat dalam sejarah yakni kurikulum 1962, 1968, 1975, 1994, KBK, KTSP dan K13. Namun hingga kini dunia pendidikan kita bisa dikatakan belum mampu melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosional, spiritual, dan sosial hal ini dibuktikan dengan kenyataan kian maraknya kasus korupsi, kolusi, manipulasi yang dilakukan oleh orang-orang yang kenyang dunia pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Mengingat betapa pentingnya komponen kurikulum dalam sebuah sistem pendidikan tersebut, maka selama ini kurikulum selalu mengalami perubahan atau lebih tepatnya penyempurnaan atau pengembangan hingga saat ini. Hal ini dilakukan agar kurikulum bisa sejalan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedikitnya terdapat empat pendekatan yang bisa digunakan dalam rangka mengembangkan kurikulum, Namun didalam makalah ini kami hanya menguraikan Tiga pendekatan yaitu 1) pendekatan subjek akademik, dimana pendekatan ini dalam menyususn kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing, 2) pendekatan humanistik, dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide memanusiakan manusia. Penciptaan konteks yang memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengmbangan program pendidikan; 3) pendekatan teknologis, dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Pembelajaran PAI dikatakan menggunakan pendekatan teknologis, bilamana yang menggunakan pendekatan sistem dalam menganalisis masalah belajar, merencanakan, mengelola, melaksanakan, dan menilainya



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi, 2007, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
diakses 09 Nopember 2014
Muhaimin, 2005,  Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah
Dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
            kurikulum/ diakses pada tanggal 08 Nopember 2014.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2005, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik, 2006, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.




[1] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan Tinggi,  
   (Jakarta: Raja grafindo  Persada, 2005), hlm. 10
[2] Ibid., hlm. 38
[3] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 96
[4] Ibid., hlm. 97
[5] Nana Syaodih S, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2011), cet.ke-14, 150-151.
[6] Ibid.,152-155
[7] Imam Mustaqim, Pendekatan pengembangan kurikulumhttp://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/pendekatan-pengembangan-kurikulum/ diakses 09 Nopember 2014, jam 14:39 WIB
[8] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm 190
[9]  Ibid., hlm. 203
[10] Ibid.,90.
[11] Imam Mustaqim, Pendekatan pengembangan kurikulum.
     Nopember 2014, jam 14:52 WIB
[12] Muhaimin, Arah hal. 150
[13] Miza art, Beberapa Pendekatan Dalam Pengembangan. http://kitaabati.blogspot.com/2013/Beberapa-Pendekatan-Dalam-Pengembangan/ diakses 09 Nopember 2014, jam 15:37 WIB



Author:

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright ©2016 Mahrus Salim • All Rights Reserved.
Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger