ألحمدالله
العلي الكريم.
الملك الفتاح
العليم الذي
خلق الإنسان
في أحسن
تقويم.أشهد أن
لآاله إلالله
ألعزيزالحكيم.وأشهد
أن محمداعبده
ورسوله
أبوالقاسم
وابوإبراهيم.
شهادة أفوزبها
في دارالنعيم.
أللهم صل وسلم
على سيدنا
محمد وعلى آله
وصحبه
ذوىالأعمال
الكريمة
والأسلوب
الحكيم. صلاة
وسلاما دآّئمين
متلازمين
ننجو بهما من
عذاب الجحيم. أما
بعد, فيآأيها
المسلمون
إتقواالله فى
السرآء
والضرآء
لعلكم تفلحون.
Kaum Muslimin jama’ah Jum’ah yang berbahagia,
Marilah
kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT., Baik dalam keadaan gembira maupun
susah, lapang rizki maupun sempit, dalam keadaan aman maupun krisis. dengan
senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya
agar dapat memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat, Amin.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah yang bergahagia,
Akhir-akhir
ini, di negara kita sedang dilanda berbagai macam musibah dan bencana, mulai
dari kebakaran hutan, kekeringan, jatuhnya pesawat terbang, tabrakan kapal
laut, kereta api, serta kelaparan. Dan terakhir adalah masalah kasus moneter
dengan anjloknya nilai rupiah hingga amburadulnya perekonomian.
Bencana
dan berbagai macam kepahitan yang melanda masyarakat akhir-akhir ini sungguh
menggugah hati nurani setiap insan dan mendorong untuk selalu mengencangkan
ikat pinggang serta bersikap selalu prihatin, bersabar dan bertawakkal kepada
Allah SWT disertai dengan usaha dan kerja keras.
Berbagai
macam bencana itu, khususnya krisis moneter yang akhirnya berubah menjadi
krisis ekonomi ini membuat masyarakat menjadi was-was dan ketakutan. Hal itu
disebabkan masalah ekonomi yang merupakan masalah pokok dalam kehidupan umat
manusia. Lebih-lebih dalam menghadapi tantangan hidup di abad 21.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah yang berbahagia,
Dalam
menyikapi dan menghadapi bencana dan gejolak semacam ini, umat Islam tidak
perlu menjadi mudah terpancing adanya berbagai macam bujuk rayu yang
menjerumuskan, dan bahkan bisa melepaskan keimanan, sebaliknya kita harus
senantiasa berikhtisab, introspeksi diri serta memiliki pandangan yang maju dan
jauh ke depan. Umat Islam harus senantiasa menjadi pemrakarsa dan berdiri di
depan dalam menghadapi situasi seperti ini, karena sudah banyak pengalaman yang
dilaluinya. Satu contoh yang dapat dipetik manfaatnya dari pengalaman umat
Islam di zaman Nabi Yusuf AS di mana saat itu umat Islam mengalami masa
paceklik atau krisis ekonomi selama tujuh tahun lamanya, namun kenyataannya
dalam menghadapi krisi ini mereka berhasil melewatinya dengan baik tanpa ada
gejolak apa-apa.
Kita
mengakui bahwa kondisi umat Islam saat ini memang berada pada posisi yang
kurang menguntungkan dalam percaturan politik maupun ekonomi dunia. Hal ini
disebabkan kurangnya sumber daya umat Islam sendiri dibandingkan umat lainnya,
khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lewat
mimbar yang mulia ini kita dapat menginventarisasi kelemahan umat Islam itu ke
dalam tiga hal, yaitu :
Satu, kelemahan di
bidang kepemimpinan. Dalam masalah ini, sudah jelas dimana sejak jatuhnya
kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1923 oleh Kemal Attaturk yang menghapus
sistem kekhalifahan Islam menjadi negara sekuler yang selalu berkiblat ke
barat. Secara otomatis sejak tahun 1923 kepemimpinan Islam di seluruh dunia
sudah hilang dan perannya hanya diganti oleh beberapa organisasi Islam yang
perannya kurang bisa diharapkan.
Dengan terhapusnya kepemimpinan
Islam, dunia benar-benar mengalami kegoncangan dan terjadi berbagai macam
ketimpangan sosial. Negara-negara kuat seenaknya menindas yang lemah dan
akibatnya peran umat Islam semakin lama semakin terperosok ke pinggiran dan
terkesan hanya menjadi penonton ketimbang menjadi pemain, hanya menjadi
konsumen daripada menjadi produsen. Maka persis seperti yang dikatakan seorang
penyair : لولا
الأئمة لم
تأمن لنا سبل.
وكان أضعفنا
نهبا لأقوانا
“seandainya tiada
kepemimpinan tiada aman jalan kita, dan orang-orang dla’if ditindas oleh
orang-orang kuat” (Abdullah Bin Mubarak).
Kedua, kelemahan di
bidang ekonomi. Umat Islam pada saat sekarang ini belum mampu mengelola dari sumber-sumber
produksi secara baik. Atau dengan kata lain belum memiliki kemampuan manajemen
dan belum bisa memanfaatkan peluang secara baik. Bahkan ada di antara kita,
tidak bisa memanfaatkan dan mempergunakan kekayaan alam secara wajar. Sikap
boros dan berlebih-lebihan masih menjadi hiasan kehidupan sebagian umat Islam.
Harta bukan dijadikan sarana ibadah, tetapi sebaliknya malah dibuat foya-foya
hingga lupa akan ibadah, lupa zakat, lupa taubat dan tidak mau sholat, na’udzu
billahi mindzalik.
Hal
ini sebagaimana difirmankan Allah SWT. dalam Alqur’an surat Assyura ayat 27,
yang artinya ”Dan jika Allah melapangkan rizki kepada hamba-hambanya
tentulah mereka akan melampaui batas di muka buka, tetapi Allah menurunkan apa
yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia maha mengetahui
hamba-hamba-Nya lagi maha melihat”.
Untuk itu, maka solusi yang kami tawarkan adalah umat Islam saat ini dituntut memiliki
keterampilan dan manajemen yang baik, hal ini tentu dengan meningkatkan
sumberdaya manusia melalui dunia pendidikan. Pendidikan kita harus diupayakan
perbaikan dan peningkatan kualitasnya, baik sarana-prasarana, tenaga pengajar
maupun perangkat lainnya.
Dalam hal keterampilan dan manajemen ini kita bisa
membaca firman Allah dalam Alqur’an : واصنع
الفلك
بأعيننا
ووحينا
“ Dan produksilah kapal itu dengan pengawasan dan wahyu kami”
Ketiga,kelemahan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam meraih kemajuan suatu bangsa tidak
dapat dilepaskan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena ilmu adalah alat
penghidup Islam dan tiang iman disamping sebagai alat untuk mencapai kemajuan
dunia.
Menghadapi kelemahan ketiga ini
marilah kita bercermin kepada peristiwa di zaman Nabiyullah Yusuf AS., di mana
beliau berhasil merubah kepahitan itu menjadi kejayaan yang gemilang dengan
ilmu pengetahuan dan manajemen yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini tersirat
dalam do’a beliau : قال
اجعلني
علىخزآئن
الأرض
إنىحفيظ عليم
“Berkata Yusuf : jadikanlah aku pemimpin logistik negara,
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan” (Q.S.
Yusuf ; 55).
Selanjutnya
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Allah SWT sudah mengisyaratkan
dalam Alqur’an Surat Annaml Ayat 88 ;
وترىالجبال
تحسبها جامدة
وهي تمر مر
السحاب صنع
الله الذى
أتقن كل شئ
إنه خبير بما
تفعلون.
Kata
“Atqana” berupa fi’il yang berarti membuat sesuatu sehingga hasilnya bagus dan
kuat. Berarti identik dengan arti dari istilah teknologi sekarang ini.
Demikian
tugas besar umat Islam dalam menghadapi persaingan global di abad modern
sekarang ini. Teori maupun konsep yang kita bahas tadi hanya akan berhasil
apabila dibarengi dengan kesadaran yang tinggi, sadar bahwa sesungguhnya
manusia sebagai kholifah, bertugas
mendaya upayakan isi dunia ini dengan baik.
Semoga
Allah SWT. senantiasa memberikan kemudahan kepada kita bersama untuk melakukan
kebaikan, Amin.
بارك
الله لى ولكم
بالقرآن
العظيم
ونفعنى وإياكم
بما فيه من
الآيات
والذكرالحكيم
وتقبل منى
ومنكم تلاوته
إنه هو السميع
العليم
.
SHARE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar