Sabtu, 28 Desember 2013

Khutbah Jumat Tema "Meningkatkan Kualitas SDM Umat Islam"

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !

ألحمدالله العلي الكريم. الملك الفتاح العليم الذي خلق الإنسان في أحسن تقويم.أشهد أن لآاله إلالله ألعزيزالحكيم.وأشهد أن محمداعبده ورسوله أبوالقاسم وابوإبراهيم. شهادة أفوزبها في دارالنعيم. أللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ذوىالأعمال الكريمة والأسلوب الحكيم. صلاة وسلاما دآّئمين متلازمين ننجو بهما من عذاب الجحيم. أما بعد, فيآأيها المسلمون إتقواالله فى السرآء والضرآء لعلكم تفلحون.
Kaum Muslimin jama’ah Jum’ah yang berbahagia,
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT., Baik dalam keadaan gembira maupun susah, lapang rizki maupun sempit, dalam keadaan aman maupun krisis. dengan senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya agar dapat memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat, Amin.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah yang bergahagia,
Akhir-akhir ini, di negara kita sedang dilanda berbagai macam musibah dan bencana, mulai dari kebakaran hutan, kekeringan, jatuhnya pesawat terbang, tabrakan kapal laut, kereta api, serta kelaparan. Dan terakhir adalah masalah kasus moneter dengan anjloknya nilai rupiah hingga amburadulnya perekonomian.
Bencana dan berbagai macam kepahitan yang melanda masyarakat akhir-akhir ini sungguh menggugah hati nurani setiap insan dan mendorong untuk selalu mengencangkan ikat pinggang serta bersikap selalu prihatin, bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT disertai dengan usaha dan kerja keras.
Berbagai macam bencana itu, khususnya krisis moneter yang akhirnya berubah menjadi krisis ekonomi ini membuat masyarakat menjadi was-was dan ketakutan. Hal itu disebabkan masalah ekonomi yang merupakan masalah pokok dalam kehidupan umat manusia. Lebih-lebih dalam menghadapi tantangan hidup di abad 21.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah yang berbahagia,
Dalam menyikapi dan menghadapi bencana dan gejolak semacam ini, umat Islam tidak perlu menjadi mudah terpancing adanya berbagai macam bujuk rayu yang menjerumuskan, dan bahkan bisa melepaskan keimanan, sebaliknya kita harus senantiasa berikhtisab, introspeksi diri serta memiliki pandangan yang maju dan jauh ke depan. Umat Islam harus senantiasa menjadi pemrakarsa dan berdiri di depan dalam menghadapi situasi seperti ini, karena sudah banyak pengalaman yang dilaluinya. Satu contoh yang dapat dipetik manfaatnya dari pengalaman umat Islam di zaman Nabi Yusuf AS di mana saat itu umat Islam mengalami masa paceklik atau krisis ekonomi selama tujuh tahun lamanya, namun kenyataannya dalam menghadapi krisi ini mereka berhasil melewatinya dengan baik tanpa ada gejolak apa-apa.
Kita mengakui bahwa kondisi umat Islam saat ini memang berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam percaturan politik maupun ekonomi dunia. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya umat Islam sendiri dibandingkan umat lainnya, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lewat mimbar yang mulia ini kita dapat menginventarisasi kelemahan umat Islam itu ke dalam tiga hal, yaitu :
Satu, kelemahan di bidang kepemimpinan. Dalam masalah ini, sudah jelas dimana sejak jatuhnya kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1923 oleh Kemal Attaturk yang menghapus sistem kekhalifahan Islam menjadi negara sekuler yang selalu berkiblat ke barat. Secara otomatis sejak tahun 1923 kepemimpinan Islam di seluruh dunia sudah hilang dan perannya hanya diganti oleh beberapa organisasi Islam yang perannya kurang bisa diharapkan.
Dengan terhapusnya kepemimpinan Islam, dunia benar-benar mengalami kegoncangan dan terjadi berbagai macam ketimpangan sosial. Negara-negara kuat seenaknya menindas yang lemah dan akibatnya peran umat Islam semakin lama semakin terperosok ke pinggiran dan terkesan hanya menjadi penonton ketimbang menjadi pemain, hanya menjadi konsumen daripada menjadi produsen. Maka persis seperti yang dikatakan seorang penyair :     لولا الأئمة لم تأمن لنا سبل. وكان أضعفنا نهبا لأقوانا
“seandainya tiada kepemimpinan tiada aman jalan kita, dan orang-orang dla’if ditindas oleh orang-orang kuat” (Abdullah Bin Mubarak).
Kedua, kelemahan di bidang ekonomi. Umat Islam pada saat sekarang ini belum mampu mengelola dari sumber-sumber produksi secara baik. Atau dengan kata lain belum memiliki kemampuan manajemen dan belum bisa memanfaatkan peluang secara baik. Bahkan ada di antara kita, tidak bisa memanfaatkan dan mempergunakan kekayaan alam secara wajar. Sikap boros dan berlebih-lebihan masih menjadi hiasan kehidupan sebagian umat Islam. Harta bukan dijadikan sarana ibadah, tetapi sebaliknya malah dibuat foya-foya hingga lupa akan ibadah, lupa zakat, lupa taubat dan tidak mau sholat, na’udzu billahi mindzalik.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah SWT. dalam Alqur’an surat Assyura ayat 27, yang artinya ”Dan jika Allah melapangkan rizki kepada hamba-hambanya tentulah mereka akan melampaui batas di muka buka, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia maha mengetahui hamba-hamba-Nya lagi maha melihat”.
Untuk itu, maka solusi  yang kami tawarkan adalah  umat Islam saat ini dituntut memiliki keterampilan dan manajemen yang baik, hal ini tentu dengan meningkatkan sumberdaya manusia melalui dunia pendidikan. Pendidikan kita harus diupayakan perbaikan dan peningkatan kualitasnya, baik sarana-prasarana, tenaga pengajar maupun perangkat lainnya.
Dalam hal keterampilan dan manajemen ini kita bisa membaca firman Allah dalam Alqur’an :                واصنع الفلك بأعيننا ووحينا

“ Dan produksilah kapal itu dengan pengawasan dan wahyu kami”


Ketiga,kelemahan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam meraih kemajuan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena ilmu adalah alat penghidup Islam dan tiang iman disamping sebagai alat untuk mencapai kemajuan dunia.
Menghadapi kelemahan ketiga ini marilah kita bercermin kepada peristiwa di zaman Nabiyullah Yusuf AS., di mana beliau berhasil merubah kepahitan itu menjadi kejayaan yang gemilang dengan ilmu pengetahuan dan manajemen yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini tersirat dalam do’a beliau : قال اجعلني علىخزآئن الأرض إنىحفيظ عليم
“Berkata Yusuf : jadikanlah aku pemimpin logistik negara, sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan” (Q.S. Yusuf ; 55).
Selanjutnya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Allah SWT sudah mengisyaratkan dalam Alqur’an  Surat Annaml Ayat 88 ;
وترىالجبال تحسبها جامدة وهي تمر مر السحاب صنع الله الذى أتقن كل شئ إنه خبير بما تفعلون.
Kata “Atqana” berupa fi’il yang berarti membuat sesuatu sehingga hasilnya bagus dan kuat. Berarti identik dengan arti dari istilah teknologi sekarang ini.
Demikian tugas besar umat Islam dalam menghadapi persaingan global di abad modern sekarang ini. Teori maupun konsep yang kita bahas tadi hanya akan berhasil apabila dibarengi dengan kesadaran yang tinggi, sadar bahwa sesungguhnya manusia sebagai kholifah,  bertugas mendaya upayakan isi dunia ini dengan baik.
Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kemudahan kepada kita bersama untuk melakukan kebaikan, Amin.
بارك الله لى ولكم بالقرآن العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من الآيات والذكرالحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم  .

Author:

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright ©2016 Mahrus Salim • All Rights Reserved.
Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger